~--~~~((( Selamat Datang di Blog Sari Wirya Netty )))~~~--~

Rabu, 15 Juli 2009

abortus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan untuk kehidupan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010. Visi dari Making Pregnancy Safer (MPS) adalah untuk menurunkan angka kematian dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup sehat (Prawirohardjo, 2002).
Upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk dalam pencapaian peningkatan produktivitas dan kesejahteraan umum maka untuk mencapai hal tersebut pembangunan kesehatan pada dewasa ini diajukan pada peningkatan pemerataan mutu pelayanan dengan memberikan pelayanan yang professional dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu bersalin dan anak (Prawirohardjo, 2002).
Kesehatan adalah suatu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia. Berbagai upaya dijalankan untuk memelihara kondisi kesehatan atau memulihkan kondisi kesehatan agar kembali seperti sediakala. Sehat dan sakit adalah gejala universal dalam kehidupan manusia, yang pada berbagai tahap dalam berbagai kehidupan tanpa disadari atau kadang-kadang muncul kepermukaan apabila kondisi sakit telah serius (Prawirohardjo, 2002).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawirohardjo, 2002).
Sejak lama diketahui bahwa abortus spontan hanyalah sebagian kecil dari seluruh kejadian abortus. Bagian terbesar adalah abortus provokatus yang dilakukan dengan sengaja akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Dari hasil World Fertility Survey tahun 1987, diketahui bahwa diseluruh dunia ada sekitar 300 juta pasangan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Mereka adalah kelompok yang sangat beresiko untuk mengalami kehamilan yang tidak diingini (Kodim, 2007).
Saat ini dunia masih menghadapi tingginya angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan dan balita, khususnya bayi baru lahir. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organition) mencatat, tiap tahunnya, angka kematian ibu (AKI) sedangkan di Indonesia sekitar 14.180 perempuan (Sugiono, 2005).
Di Indonesia angka kejadian abortus merupakan angka tertinggi dari penyebab kematian maternal yaitu 30%-35% dibandingkan dengan penyebab kematian ibu yang lainya. Angka kematian maternal ini menjadi sorotan Negara karena disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kelainan yang terjadi pada kehamilan sehingga kelainan kehamilan terlambat untuk diketahui. Bila ibu atau petugas kesehatan dapat mengetahui kelainan pada kehamilan terutama abortus maka AKI dan Abortus diturunkan (Manuaba, 2007).
Pada tahun 2005 AKI di Pekanbaru berjumlah 11 per 19.657 persalinan hidup, yang mana pada tahun 2006 AKI meningkat menjadi 17 per 20.210 persalinan hidup. Ini menunjukkan derajat kesehatan ibu selama hamil dan melahirkan masih memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih baik (Profil Dinkes, 2006).
Abortus merupakan hal yang umum terjadi pada kehamilan dini yang berkisar antara 15%-25%. Abortus sering terjadi pada minggu ke enam sampai ke sepuluh, disertai dengan perdarahan pervaginam dengan rasa nyeri. Abortus atau keguguran adalah terhentinya proses kehamilan sebelum fetus atau janin mampu hidup diluar kandungan ibunya dengan atau tanpa alat bantu (Prawirohardjo, 2002).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2008 jumlah ibu hamil yang terdapat di 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru adalah 22.083 orang. Data ibu hamil terbanyak terdapat di kecamatan Bukit raya yang terletak di wilayah kerja puskesmas Harapan Raya dengan jumlah 2.410 orang ibu hamil.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya tahun 2008 jumlah kunjungan ibu hamil trimester pertama yang terbanyak yaitu di Rumah Bersalin Taman Sari 1 sebanyak 220 orang dari 461 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Ibu hamil Pada Beberapa Rumah Bersalin Yang Berada Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Tahun 2008

No
Nama RB
Jumlah Kunjungan Ibu
Hamil Setiap Tahun Kunjungan IbuHamil
Trimester Pertama
1.
2. RB Putri Asih
RB Taman Sari 1 80
461 49
220
Sumber : Puskesmas Harapan Raya

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah ibu hamil trimester pertama yaitu 220 orang (47,7%) dari 461 ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Rumah Bersalin Taman Sari 1. Disini masih terlihat rendahnya kunjungan ibu hamil trimester pertama, sehingga peneliti tertarik untuk melakukuan penelitian tentang pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru tahun 2009.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan pada latar belakang didapatkan masalah yaitu “ Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester Pertama Tentang Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru tahun 2009 “.




1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester pertama Tentang Abortus.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang pengertian abortus.
1.3.2.2 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang jenis-jenis abortus.
1.3.2.3 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang penyebab terjadinya abortus.
1.3.2.4 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang klasifikasi abortus serta tanda dan gejala abortus.
1.3.2.5 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang penatalaksanaan komplikasi pada abortus.





1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah pengetahuan, serta menambah wawasan dan pengalaman yang lebih luas tentang abortus.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan sumbangan fikiran dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan pengetahuan pada ibu hamil khususnya tentang abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana untuk penelitian lebih lanjut bagi pihak pendidikan khususnya pada Akademi Kebidanan Dharma Husada Pekanbaru.
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya terutama tentang abortus.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan dokumen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pegalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2005) yaitu :
2.1.2.1 Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat kembali terhadap sesuatu dari seluruh bahan yang sudah dipelajari, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2.1.2.2. Memahami (Comprehension)
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menjabarkan, memberi contoh, mengamalkan dan sebagainya.
2.1.2.3 Aplikasi (Aplication)
Mampu menggunakan atau melaksanakan tentang apa yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang realita.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk mendapatkan suatu kebenaran dimana untuk mendapatkan kebenaran ini merupakan suatu proses yang rumit dan analisis juga merupakan proses terakhir dalam rentetan tugas penelitian.
2.1.2.5 Sintesis (Synthesis)
Merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru.
2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap materi yang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.




2.2 Konsep Kehamilan
2.2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan sebuah proses diawali dengan keluarnya sel telur yang telah matang dari indung telur. Ketika telur yang matang itu berada pada saluran telur dan pada saat itu sperma yang masuk dan bertemu dengan sel telur maka keduanya akan menjadi menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. (Lukman, 2004)
Hamil adalah mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002)
Kehamilan trimester pertama yaitu kehamilan yang berusia dari 0- 3 bulan (Prawirohardjo, 2002).
2.2.2 Pembagian Trimester Pada Kehamilan
Berdasarkan Prawirohardjo tahun 2002, kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu :
2.2.2.1 Trimester Pertama
Trimester pertama yaitu kehamilan yang dimulai pada usia kehamilan 0-3 bulan.
2.2.2.2 Trimester Kedua
Trimester kedua yaitu kehamilan yang dimulai pada usia kehamilan 4-6 bulan.

2.2.2.3 Trimester Ketiga
Trimester ketiga yaitu kehamilan yang dimulai pada usia kehamilan 7-9 bulan lebih.

2.3 Konsep Abortus
2.3.1 Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawirohardjo, 2002).
2.3.2 Jenis-jenis Abortus
Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo tahun 2002 yaitu :
2.3.2.1 Abortus Spontan
Abortus spontan adalah pengehentian kehamilan sebelum kehamilan mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi :
1. Abortus imminens yaitu terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2. Abortus insipient yaitu perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada di rahim. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan beranjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
3. Abortus inkomplit yaitu perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari rahim.
4. Abortus komplit yaitu perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim.
2.3.2.2 Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menimbulkan septicemia, sepsis atau peritonitis.
2.3.2.3 Missed abortion (Retensi janin mati)
Missed abortion (retensi janin mati) yaitu perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak dapat ditemukan hanya dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan dan pemeriksaan ulang.
2.3.2.4 Abortus tidak aman (Unsafe abortion)
Abortus tidak aman (unsafe abortion) yaitu upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup kehamilan dan prosedur tanda yang aman sehingga dapat membahayakan jiwa pasien.
2.3.3 Penyebab Terjadinya Abortus.
2.3.3.1 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
1. Kelainan kromosom.
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploid, dan kemungkinan pula kromosom seks.
2. Lingkungan kurang sempurna.
Bila lingkungan diendometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3. Pengaruh dari luar.
Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen (Prawirohardjo, 2002).
2.3.3.2 Kelainan pada plasenta.
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Prawirohardjo, 2002)
2.3.3.3 Penyakit ibu.
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk kejanin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. (Prawirohardjo, 2002)
2.3.3.4 Kelainan traktus genitalis.
Retroversion uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting. (Prawirohardjo, 2002)

2.3.4 Klasifikasi, tanda dan gejala abortus
Menurut Prawirohardjo tahun 2002, klasifikasi, tanda dan gejala abortus yaitu :

Tabel 2.1
Diagnosis Klasifikasi Abortus
Serta Tanda dan Gejala Abortus

Uterus / Rahim Tanda dan Gejala Diagnosa
Sesuai dengan usia kehamilan - Kram perut bawah
- Uterus/rahim lunak Abortus imminens
Sedikit membesar dari normal - Limbung atau pingsan
- Nyeri perut bawah
- Nyeri goyang Porsio atau bibir rahim
- Cairan bebas intraabdomen Kehamilan ektopik yang terganggu
Lebih kecil dari usia kehamilan - Sedikit atau tanpa nyeri perut bagian bawah
- Riwayat ekspulsi hasil konsepsi Abortus komplit
Sesuai usia kehamilan - Kram atau nyeri perut bagian bawah
- Belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi Abortus insipient
Sesuai usia kehamilan - Kram atau nyeri perut bagian bawah
- Pengeluaran sebagian hasil konsepsi Abortus inkomplit
Lunak dan lebih besar dari usia kehamilan - Mual/muntah
- Kram perut bagian bawah
- Tidak ada janin keluar jaringan seperti anggur Abortus mola
Sumber : Prawirohardjo, 2002












2.3.5 Penatalaksanaan Komplikasi Pada Abortus
Menurut Saifuddin tahun 2002, penatalaksanaan komplikasi abortus yaitu :
Tabel 2.2
Diagnosis Penatalaksanaan Komplikasi Pada Abortus

Tanda dan Gejala Komplikasi Penanganan
• Nyeri abdomen
• Nyeri lepas
• Rahim terasa lemas
• Perdarahan berkanjut
• Lemah-lesu
• Demam
• Sekret vagina berbau
• Secret dan pus dari servik
• Nyeri goyang servik Infeksi / sepsis Mulailah antiboitika sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual
• Nyeri/kaku pada abdomen
• Nyeri lepas
• Distensi abdomen
• Abdomen terasa tegang dan keras
• Nyeri pada bahu
• Mual/muntah
• Demam Perlukaan uterus, vagina atau usus Lakukan laparatomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan.
Sumber : Saifuddin, 2002









2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. ( Notoatmodjo, 2005)

Variabel










Sub variabel











Keterangan :
: Yang diteliti
: Kategori yang digunakan
: Dimensi yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian adalah kuantitatif yaitu suatu proses penelitian mulai dari merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Sedangkan rancangan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Prasetyo, 2005).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru tahun 2009.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari pengajuan judul pada bulan Januari dan diperkirakan akan selesai pada bulan Juli 2009.





3.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester pertama yang berkunjung ke Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Zanbar, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil trimester pertama yang datang berkunjung ke Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru dengan sampel minimum yang berjumlah 30 orang, dalam statistik dianggap menuju angka jumlah banyak karena bila dibuat kurvanya akan mendekati kurva normal (Machfoedz, 2005).
Kriteria sampel yaitu seluruh ibu hamil trimester pertama yang datang berkunjung ke Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru yang bersedia menjadi responden dan bisa baca tulis.
3.3.3 Sampling
Sampling adalah mengambil sampel penelitian ini digunakan dengan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode Accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan ada di tempat penelitian (Notoatmodjo, 2005).

3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah hanya satu variabel yaitu gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang abortus. Sedangkan yang menjadi sub variabel dalam penelitian ini adalah pengertian abortus, jenis-jenis abortus, penyebab abortus, klasifikasi abortus serta tanda dan gejala abortus, dan penatalaksanaan komplikasi pada abortus.

3.5 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Sub Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Kategori
Pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang penyebab abortus Informasi atau segala sesuatu yang sudah dipahami oleh responden tentang penyebab abortus Angket Ordinal Baik > 75%
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%

Pengertian abortus Berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu Angket Ordinal Baik > 75
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%

Jenis-jenis abortus macam-macam dari abortus Angket Ordinal Baik > 75%
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%
Penyebab abortus Hal-hal yang dapat menyebabkan abortus Angket Ordinal Baik > 75%
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%

Klasifikasi abortus serta tanda dan gejala abortus Ciri-ciri dari abortus Angket Ordinal Baik > 75%
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%

Penatalaksanaan komplikasi pada abortus Penanganan dari abortus Angket Ordinal Baik > 75%
Cukup 60%-75%
Kurang < 60%
3.6 Instrumen Penelitian
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan alat pengumpul data dengan menggunakan angket yang berisi 20 pernyataan untuk mengukur gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang abortus.

3.7 Jalannya Penelitian
3.7.1 Tahap persiapan
3.7.1.1 Mengajukan judul penelitian
3.7.1.2 Melakukan studi pendahuluan
3.7.1.3 Menyusun proposal penelitian
3.7.2 Tahap pelaksanaan
3.7.2.1 Membagikan angket kepada responden yang datang berkunjung ke Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru tahun 2009.
3.7.2.2 Mengolah data dan menganalisa data yang telah didapat.
3.7.3 Tahap penyelesaian
Menyusun Karya Tulis Ilmiah, seminar hasil penelitian, dilanjutkan dengan perbaikan dan pengumpulan laporan Karya Tulis Ilmiah.


3.8 Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada responden dan dijawab langsung ditempat yang telah disepakati sebelumnya dan setelah responden mengisi kuesioner kemudian langsung dikumpulkan oleh peneliti.

3.9 Tehnik Pengolahan Data
Sebelum melakukan pengolahan data peneliti terlebih dahulu melakukan pemeriksaan pada setiap angket yang telah diisi oleh responder apakah sudah dijawab dengan lengkap sesuai dengan ketentuan. Data yang telah dikumpul dalam tahap pengumpulan data perlu diolah terlebih dahulu, tujuanya adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang sudah terkumpul, menyajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis.
Menurut Sugiono (2005), pengolahan data dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai berikut:
3.9.1 Penyuntingan Data (Editing)
Editing (pengecekan kelengkapan data) yaitu memeriksa data terlebih dahulu meliputi pengecekan data yang telah dikumpulkan. bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data dapat diperbaiki dan dapat dilakukan pendataan ulang.
3.9.2 Pengkodean Data (Coding)
Coding adalah pemberian kode jawaban dengan angka atau dengan kode lain seperti simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban. Data yang telah terkumpul dicoding satu – satu mengenai jawaban dan kelengkapannya lalu dilanjutkan dengan tabulasi. Data yang telah selesai diberi kode kemudian dihitung jumlahnya sesuai dengan alternatif jawaban. jawaban responder dinilai dengan cara sebagai berikut : untuk jawaban benar diberi nilai = 1, sedangkan untuk jawaban salah diberi nilai = 0
3.9.3 Tabulasi Data (Tabulating)
Tabulasi data adalah untuk menyusun dan menghitung data yang diperoleh. Setelah data diolah kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Menurut Notoatmodjo (2005), jawaban untuk semua item pertanyaan dari seluruh responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


Keterangan
P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah soal


3.10 Tehnik Analisa Data
Menurut Arikunto (2006) dalam analisa data peneliti menggunakan analisis univariat yaitu analisis data yang digunakan untuk melihat hasil perhitungan frekuensi dan presentase dari peneliti yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur untuk membahas kesimpulan.
Setelah data diolah, penulis akan menganalisis data tersebut untuk menggambarkan frekuensi dan presentasenya. Hasil perhitungan karakteristik dimasukan kedalam kriteria yaitu : pengetahuan baik : > 75-100 %, pengetahuan cukup : 60-75 %, pengetahuan kurang : < 60 % (Nursalam, 2003).
Setelah didapatkan kriteria masing-masing responden, maka untuk mengetahui pengetahuan responden secara keseluruhan dimasukkan ke dalam rumus :

Responden dengan kriteria (B/C/K)
P = x 100%
Σ Responden
Keterangan :
Σ : Jumlah
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang


3.11 Kesulitan dan Keterbatasan
3.11.1 Kesulitan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini adalah sulitnya mendapatkan ibu hamil trimester pertama sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penelitian ini untuk mendapatkan ibu hamil trimester pertama yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3.11.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari sepenuhnya ada keterbatasan kemampuan pengetahuan serta pengalaman penelitian dalam melakukan penelitian serta penyusunan hasil penelitian ini yang masih jauh dari sempurna.











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Bersalin Taman Sari 1 merupakan salah satu Rumah Bersalin yang ada di Pekanbaru, terletak di jalan Taman Sari no. 23 Kelurahan Tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Bersalin Taman Sari 1 mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama tentang abortus dengan jumlah responden 30 orang, didapatkan hasilnya dan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dianalisa.
4.1.2 Data Umum
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Umur Frekuensi Persentase (%)
1. 17-20 Tahun 3 10
2. 21-35 Tahun 27 90
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa sebagian besar berumur 21-35 tahun yaitu 27 responden (90%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. SD 2 7
2. SMP 8 26
3. SMA 15 50
4. Perguruan Tinggi 5 17
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 15 responden (50%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1. PNS 4 13
2. Swasta 7 23
3. IRT 19 64
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa sebagian besar pekerjaan yaitu IRT 19 responden (64%).






4.1.3 Data Khusus
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 19
0
11 63,3
0
36,7
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang pengertian abortus yaitu baik 19 responden (63,3%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis-jenis Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 9
8
13 30
26,7
43,3
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang jenis-jenis abortus yaitu kurang 13 responden (43,3%).




Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 10
14
6 33,3
46,7
20
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.6 bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang penyebab abortus yatiu cukup 14 responden (46,7%).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Klasifikasi Abortus Serta Tanda Dan Gejala Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 6
9
15 20
30
50
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang klasifikasi abortus serta tanda dan gejala abortus yaitu kurang 15 responden (50%).





Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Penatalaksanaan Komplikasi Pada Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 5
14
11 16,7
46,7
36,7
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.8 bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang penatalaksanaan komplikasi pada abortus yaitu cukup 14 responden (46,7%).

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Cukup
Kurang 8
17
5 26,7
56,7
16,7
Jumlah 30 100
Sumber : Pengisian angket 2009

Berdasarkan tabel 4.9 bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden tentang abortus yaitu cukup 17 responden (56,7%), dan kategori kurang 5 responden (16,7%).

4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran pengetahuan ibu hamil trimester pertama sebagian besar cukup yaitu 17 responden (56,7%) dari 30 responden. Menurut pendapat peneliti hal ini berkaitan dengan pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah SMA yaitu 15 responden (50%). Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam perubahan pengetahuan dalam membentuk perilaku. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat intelektualnya dan semakin tinggi pendidikan maka semakin besar kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar pekerjaan yaitu IRT 19 responden (64%), maka peneliti berpendapat penyebab responden jarang mendapatkan informasi karena hanya disibukkan dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak, hanya bergaul disekitar rumah sehingga menyebabkan kurangnya informasi. Sesuai dengan pendapat Rubanyumas (2000) bahwa orang yang bekerja cenderung akan berusaha akan mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan profesinya sehingga berusaha untuk tetap mencari informasi baru.
Selain itu usia juga dapat mempengaruhi pengetahuan responden yang kurang, karena semakin bertambahnya usia seseorang semakin meningkatnya kedewasaan seseorang tersebut. Hal ini diperkuat dengan pendapat Glemen (1987) yang dikutip dari Notoatmodjo (2003).



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang abortus di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru sebagian besar yaitu berpengetahuan cukup 17 responden (56,7%).

5.2 Saran
5.2.1 Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
5.2.2 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan agar menambah buku referensi tentang abortus dan metodelogi penelitian sehingga dapat dipergunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan, sehingga mahasiswa dapat memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan siswi tentang abortus.


5.2.3 Bagi lahan penelitian
Diharapkan agar petugas kesehatan di Rumah Bersalin Taman Sari 1 Pekanbaru lebih sering melakukan penyuluhan kepada ibu hamil trimester pertama tentang abortus.

Tidak ada komentar: